Bertempat di ruang perpustakaan Ibu Nurhayati mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang inovatif untuk kelas Al Khawarizmi. Hari itu, mereka akan belajar matematika dengan cara yang berbeda: melalui permainan ular tangga yang mengasyikkan. Dengan penuh semangat, Ibu Nurhayati menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah membuat belajar matematika menjadi lebih menyenangkan dan menarik.
Sebelum memulai permainan, Ibu Nurhayati mengingatkan anak-anak untuk menjaga ketenangan. “Ingat, kita sudah membuat kesepakatan. Hanya boleh mengeluarkan jawaban saat diminta,” ujarnya. Anak-anak mengangguk setuju, menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga suasana kondusif. Kesepakatan ini menciptakan atmosfer belajar yang nyaman, di mana mereka bisa fokus tanpa gangguan. Materi yang diberikan hari ini adalah Addition, Subtraction, Multiplication and division
Saat permainan dimulai, anak-anak tampak sangat antusias. Mereka bergiliran melempar dadu dan bergerak di atas papan permainan. Di setiap langkah, ada soal matematika yang harus dijawab. Ibu Nurhayati memberikan soal dengan jelas, seperti “Berapa hasil dari 7 ditambah 3?” Ketika seorang anak berhasil menjawab dengan benar, dan akan melangkah sesuai jumlah dadu yang dilempar.
Ibu Nurhayati dengan sabar membimbing mereka, memberikan arahan dan dorongan. “Bagus! Sekarang, kalian sudah mengerti cara menjawab soal dengan cepat,” katanya. Anak-anak semakin bersemangat, saling membantu ketika salah satu dari mereka menemui kesulitan. Ketika salah satu anak, tampak bingung dengan soalnya, teman-teman segera datang untuk memberikan bantuan. Momen ini menunjukkan nilai-nilai kerjasama yang kuat di antara mereka.
Melalui permainan ular tangga ini, anak-anak tidak hanya belajar matematika, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan strategi. Setiap langkah yang mereka ambil harus diperhitungkan dengan baik, dan mereka belajar untuk tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga memahami konsep yang diajarkan. Ibu Nurhayati memanfaatkan setiap kesempatan untuk menjelaskan jika ada yang kurang dipahami, sehingga mereka bisa belajar sambil bermain.
Suasana di perpustakaan tetap kondusif, meski penuh tawa dan keceriaan. Anak-anak terlihat serius saat menjawab soal, dan Ibu Nurhayati tak henti-hentinya memberikan pujian.
Setelah beberapa putaran, anak-anak mulai terbiasa dengan berbagai tipe soal, dari penjumlahan hingga pengurangan. Mereka merasakan kemajuan yang signifikan, dan rasa ingin tahu mereka pun semakin berkembang. Ibu Nurhayati menutup sesi dengan mengajak mereka untuk berbagi pengalaman. “Apa yang kalian pelajari hari ini?” tanyanya. Anak-anak menjawab dengan antusias, menjelaskan betapa menyenangkannya belajar sambil bermain.
Kegiatan hari itu tidak hanya membuat mereka lebih memahami matematika, tetapi juga menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, dan rasa tanggung jawab. Dengan suasana yang hangat dan penuh tawa, pembelajaran pun berlangsung secara efektif. Ibu Nurhayati merasa senang melihat perkembangan anak-anak dan percaya bahwa mereka telah menemukan cara baru untuk mencintai matematika.
Akhirnya, ketika sesi berakhir, anak-anak meninggalkan perpustakaan dengan senyum di wajah mereka, membawa pulang bukan hanya pengetahuan baru, tetapi juga kenangan indah dari pengalaman belajar yang luar biasa. Hari itu menjadi bukti bahwa belajar dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan, membuktikan bahwa pendidikan tidak selalu harus serius. Ibu Nurhayati berhasil menunjukkan kepada mereka betapa menyenangkannya belajar matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar