Penerjemah

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cari Postingan

Selasa, 27 November 2018

Mesjid Cheng Ho Yayasan Fastabiqul Khairat

SOSOK Jos Soetomo dikenal sebagai tokoh masyarakat dan pengusaha. Pemilik  Hotel Senyiur Group yang dikenal begitu loyal untuk keagamaan itu, Senin (26/11) kemarin meresmikan sekaligus empat Masjid Cheng Hoo yang dibangun di Balikpapan, Batuah Kutai Kertanegara dan Samarinda.

Disebutnya, pembangunan masjid itu sebagai refleksi pluralisasi budaya antara Indonesia dan Tiongkok. Menyerasikan sosok Laksamana Muhammad Cheng Ho sebagai muslim asal Tiongkok yang ikut menyebarkan Islam di Nusantara.

Mesjid Cheng Hoo SMP fastabiqul Kahirat

Ini juga sebagai iktibar, untuk meningkatkan nilai-nilai Pancasila, dengan menyulang orang di Nusantara," jelas Jos Soetomo dalan peresmian yang digelar di Masjid Muhammad Cheng Hoo Kesatuan di Komplek Yayasan Sumber Mas, Jalan Ruhui Rahayu Samarinda


Jos Sutomo mengatakan, ilmu Cheng Hoo bisa mengatasi berbagai persoalan dunia. Mengapa? Karena Cheng Hoo memberikan kedamaian. Bukanlah permusuhan. “Marilah harmoni kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan negara Indonesia,” tuturnya.

Menurut Jos Soetomo, dirinya tak akan berhenti di tahap ini saja dalam membangun Masjid Cheng Hoo. Dlam waktu dekat akan dilaksanakan peletakan batu pertama di kawasan Loa Janan untuk pembangunan MAsjid Cheng Ho yang kelima.

Sabtu, 03 Februari 2018

Mengenal Honai: Rumah Adat Papua

Honai, rumah adat Papua, memiliki keunikan dari sisi bentuk dan arsitekturnya. Simak selengkapnya di artikel ini.

Rumah Adat Papua Honai

RumahCom – Di bagian timur Indonesia, beberapa suku masih mempertahankan tradisi dengan erat, salah satunya adalah suku Dani di Papua, yang tinggal di rumah adat khasnya, yang bernama Honai.  Arsitektur Honai begitu khas dengan atap yang terbuat dari jerami atau ilalang.

Dilansir dari Liputan6, Honai laki-laki dan perempuan ternyata terpisah. Meskipun pasangan suami istri, keduanya tidak tidur dalam satu Honai yang sama. Artinya, suami dan anak laki-laki tidur di Honai laki-laki, sedangkan istri dan anak perempuan tidur di Honai perempuan.

Keunikan rumah adat Papua Honai sudah terlihat dari bentuk rumahnya yang menyerupai jamur. Ditambah lagi materialnya yang terbuat dari kayu dan beratap jerami. Namun yang paling membuat penasaran adalah arsitekturnya. Meskipun tampak kecil dan sederhana, Honai mampu menampung banyak anggota keluarga.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai rumah yang tidak memiliki jendela ini, artikel ini akan membahas: 

  1. Keunikan Honai, Rumah Adat Papua
    1. Bentuk rumah yang mungil
    2. Multifungsi
    3. Larangan
  2. Filosofi Honai
    1. Nilai menjaga kesatuan dan persatuan
    2. Sehati, satu pikiran, dan satu tujuan
    3. Simbol kepribadian dan harga diri

1. Keunikan Honai, Rumah Adat Papua

Caption: Honai mampu menampung banyak anggota keluarga. (Foto: Indonesia.go.id)

Honai mampu menampung banyak anggota keluarga. (Foto: Indonesia.go.id)

Berikut ini keunikan Honai, rumah adat yang bisa menampung banyak anggota keluarga.

1. Bentuk rumah yang mungil

Tidak seperti rumah pada umumnya yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, dan dapur, Honai yang berukuran kecil tidak memiliki pembagian ruangan. Hanya ada satu perapian di bagian tengah ruangan, yang digunakan sebagai tempat berkumpul dan untuk menghangatkan diri.

Honai dibagi menjadi dua tingkat, dengan tangga kayu sebagai penghubungnya. Lantai pertama digunakan sebagai tempat berkumpul dan menjamu tamu, sedangkan lantai atas digunakan untuk tidur.

Honai memiliki satu pintu masuk berukuran kecil, sehingga untuk memasukinya Anda harus membungkukkan badan. Di dalam rumah ini, Anda juga tidak bisa berdiri tegak, karena ada atap dari kayu yang jaraknya hanya 1 meter dari lantai. Honai juga tidak memiliki jendela, yang tujuannya untuk menghalau dingin dan serangan binatang buas.