Guna memperkuat semangat literasi sekaligus menggali sejarah lokal yang sarat nilai keteladanan, Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kalimantan Timur menyelenggarakan kegiatan Bedah Buku berjudul "Aminah Syukur: Kiprah Perempuan di Kalimantan Timur Tempo Doeloe". Kegiatan ini berlangsung di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis, 18 April 2025, dan didukung oleh Kementerian Kebudayaan serta Komisi X DPR RI.
Acara dibuka secara resmi oleh Anggota Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hj. Hetifah Sjaifudian, MPP, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya mengangkat tokoh-tokoh lokal yang memberi kontribusi nyata dalam dunia pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan literasi seperti ini menjadi bagian dari pembangunan karakter dan penguatan jati diri bangsa.
Sebagai narasumber utama hadir penulis sekaligus sejarawan Kalimantan Timur, Bapak Muhammad Sarip, yang memaparkan latar belakang penulisan buku serta perjalanan riset panjangnya mengenai sosok Aminah Syukur.
Dalam pemaparannya, Sarip menjelaskan bahwa Aminah Syukur bukan sekadar guru biasa, melainkan figur perempuan yang mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan, bahkan rela mengajar tanpa bayaran demi memberantas ketertinggalan pendidikan perempuan di masa kolonial. Salah satu tonggak penting dalam kiprah Aminah adalah pendirian sekolah perempuan Maisje School pada tahun 1928 di Samarinda, bersama sang suami.
Kegiatan ini semakin hidup dengan penampilan sastra yang menggugah semangat emansipasi perempuan. Ibu Winda Fitriyanti membacakan puisi bertema Kartini, yang menggambarkan kekuatan dan perjuangan perempuan Indonesia. Sementara itu, Ibu Rachmawati dan Ibu Nani Heriyani tampil membacakan Surat Kartini, menghadirkan suasana reflektif dan penuh makna di tengah para peserta yang hadir.
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai kalangan—mulai dari pelajar, akademisi, hingga pegiat literasi—yang antusias mengikuti jalannya diskusi. Bedah buku ini tidak hanya memperkenalkan sosok Aminah Syukur sebagai pahlawan lokal, tetapi juga memperkuat misi literasi berbasis sejarah dan nilai-nilai perjuangan perempuan di Kalimantan Timur.
![]() |
![]() |
Timses kegiatan Bedah Buku Aminah Syukur |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar