Penerjemah

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cari Postingan

Rabu, 28 November 2018

Mesjid Cheng Ho Yayasan Fastabiqul Khairat

SOSOK Jos Soetomo dikenal sebagai tokoh masyarakat dan pengusaha. Pemilik  Hotel Senyiur Group yang dikenal begitu loyal untuk keagamaan itu, Senin (26/11) kemarin meresmikan sekaligus empat Masjid Cheng Hoo yang dibangun di Balikpapan, Batuah Kutai Kertanegara dan Samarinda.

Disebutnya, pembangunan masjid itu sebagai refleksi pluralisasi budaya antara Indonesia dan Tiongkok. Menyerasikan sosok Laksamana Muhammad Cheng Ho sebagai muslim asal Tiongkok yang ikut menyebarkan Islam di Nusantara.

Mesjid Cheng Hoo SMP fastabiqul Kahirat

Ini juga sebagai iktibar, untuk meningkatkan nilai-nilai Pancasila, dengan menyulang orang di Nusantara," jelas Jos Soetomo dalan peresmian yang digelar di Masjid Muhammad Cheng Hoo Kesatuan di Komplek Yayasan Sumber Mas, Jalan Ruhui Rahayu Samarinda


Jos Sutomo mengatakan, ilmu Cheng Hoo bisa mengatasi berbagai persoalan dunia. Mengapa? Karena Cheng Hoo memberikan kedamaian. Bukanlah permusuhan. “Marilah harmoni kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan negara Indonesia,” tuturnya.

Menurut Jos Soetomo, dirinya tak akan berhenti di tahap ini saja dalam membangun Masjid Cheng Hoo. Dlam waktu dekat akan dilaksanakan peletakan batu pertama di kawasan Loa Janan untuk pembangunan MAsjid Cheng Ho yang kelima.

Selasa, 18 September 2018

Bola Bully

Film Pendek garapan siswa kelas VII Angkatan 1 SMP Fastabiqul Khairat Samarinda. Tema utama dalam film pendek kali ini adalah tentang olahraga (sepak bola) dan bullying. Dikemas dengan gaya komedi film pendek ini menghadirkan banyak keseruan. Tetap semangat berkarya, semangat olahraga!!! Semoga bisa menjadi inspirasi untuk membuat karya lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung hingga terselesaikannya film pendek ini, semoga keberkahan menyertai kita semua, amin. Saran dan masukan untuk perbaikan kualitas film mohon disampaikan dengan cara yang baik. Terima kasih. Data film
Judul : Bola Bully Pemain : Kelas VII Al Khawarizmi angkatan pertama (Rafi, Nikho, Nabil, Sulthan, Rafa, Joshua, Riyyan, Ibnu R., Naufal, Hafidz, Daffa Fachrezi) Pak Ardit.

 

Rabu, 16 Mei 2018

Mars Vs Venus

 Film pendek karya siswa SMP Fastabiqul Khairat Samarinda angkatan pertama dengan tema perundungan (bully).

Film yang mengisahkan tentang hubungan pertemanan yang terjebak pada pembentukan kelompok di sekolah. Ada satu kelompok yang merasa unggul dibanding kelompok lainnya sehingga terjadilah perundungan pada salah satu anggota kelompok. Bagaimanakah kisah lengkapnya? dan apakah penyebab dari sikap yang kurang terpuji tersebut? Inilah film ketiga dalam rangkaian film pendek karya siswa SMP Fastabiqul Khairat Samarinda. Tentu kami sadar masih banyak kekurangan dalam pembuatan film ini, masukan dan kritik senantiasa menjadi pembelajaran kami dimasa yang akan datang. Dukung karya dan kreatifitas siswa, dukung film lokal. Selamat menyaksikan, salam harmoni...!!!


Senin, 16 April 2018

Teroriang

 Film pendek kedua dari beberapa karya siswa angkatan pertama SMP Fastabiqul Khairat Samarinda.

Judul : Teroriang Pemain : Kelompok 1 Kelas VII Al Khawarizmi Sinopsis : Film ini menceritakan tentang sebuah teror yang bisa datang kapan saja, kewaspadaan yang berkurang bisa jadi sumber masalah. Bagaimana keseruan kisahnya? mari saksikan bersama Keterangan : Dalam film ini tentu masih banyak sekali kekurangan baik teknis maupun lainnya. Kritik dan masukan positif semoga bisa membantu para siswa untuk berkarya lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung hingga produksi film pendek ini bisa berjalan lancar. Salam kreatif, salam harmoni...!!!



Kamis, 12 April 2018

Tjontek tak Tjantik

 Film pendek "Tjontek tak Tjantik" merupakan film pendek pertama garapan siswa SMP Fastabiqul Khairat Samarinda yang menceritakan tentang sekumpulan siswa yang berusaha untuk meraih nilai yang bagus dalam sebuah ulangan dengan cara yang tidak baik; mencontek.

Dengan berbagai cara, mereka berusaha untuk mendapatkan jawaban dari soal ulangan dengan mencontek bukan dengan bekal pengetahuan yang sudah mereka pelajari sebelumnya. Film ini menampilkan juga sosok guru nyentrik yang menjadi pengawas selama ulangan berlangsung. Bagaimana keseruan cerita film pendek pertama garapan siswa SMP Fastkhair ini? selamat menyaksikan Salam kreatif, salam harmoni...!!! Data Film Judul : Tjontek tak Tjantik Ide Cerita : Kelompok 1 Kelas VII Al Farobi (angkatan 1) Pemain : Kelompok 1 Kelas VII Al Farobi, Kelas VII Al Farobi, Pak Arditiya (sebagai guru pengawas) Catatan : Film pendek "Tjontek tak Tjantik" ini tentu masih banyak kekurangan baik secara teknis maupun pengembangan cerita. Hal ini menjadi bahan evaluasi kami untuk membatu siswa berkarya lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Masukan dan kritik untuk peningkatan kualitas karya sangat kami hargai. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya karya literasi digital siswa SMP Fastabiqul Khairat angkatan pertama kali ini. Film pendek ini merupakan bagian dari tugas literasi digital di SMP Fastabiqul Khairat Samarinda. Semoga bermanfaat Terima kasih.


Minggu, 04 Februari 2018

Mengenal Honai: Rumah Adat Papua

Honai, rumah adat Papua, memiliki keunikan dari sisi bentuk dan arsitekturnya. Simak selengkapnya di artikel ini.

Rumah Adat Papua Honai

RumahCom – Di bagian timur Indonesia, beberapa suku masih mempertahankan tradisi dengan erat, salah satunya adalah suku Dani di Papua, yang tinggal di rumah adat khasnya, yang bernama Honai.  Arsitektur Honai begitu khas dengan atap yang terbuat dari jerami atau ilalang.

Dilansir dari Liputan6, Honai laki-laki dan perempuan ternyata terpisah. Meskipun pasangan suami istri, keduanya tidak tidur dalam satu Honai yang sama. Artinya, suami dan anak laki-laki tidur di Honai laki-laki, sedangkan istri dan anak perempuan tidur di Honai perempuan.

Keunikan rumah adat Papua Honai sudah terlihat dari bentuk rumahnya yang menyerupai jamur. Ditambah lagi materialnya yang terbuat dari kayu dan beratap jerami. Namun yang paling membuat penasaran adalah arsitekturnya. Meskipun tampak kecil dan sederhana, Honai mampu menampung banyak anggota keluarga.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai rumah yang tidak memiliki jendela ini, artikel ini akan membahas: 

  1. Keunikan Honai, Rumah Adat Papua
    1. Bentuk rumah yang mungil
    2. Multifungsi
    3. Larangan
  2. Filosofi Honai
    1. Nilai menjaga kesatuan dan persatuan
    2. Sehati, satu pikiran, dan satu tujuan
    3. Simbol kepribadian dan harga diri

1. Keunikan Honai, Rumah Adat Papua

Caption: Honai mampu menampung banyak anggota keluarga. (Foto: Indonesia.go.id)

Honai mampu menampung banyak anggota keluarga. (Foto: Indonesia.go.id)

Berikut ini keunikan Honai, rumah adat yang bisa menampung banyak anggota keluarga.

1. Bentuk rumah yang mungil

Tidak seperti rumah pada umumnya yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, dan dapur, Honai yang berukuran kecil tidak memiliki pembagian ruangan. Hanya ada satu perapian di bagian tengah ruangan, yang digunakan sebagai tempat berkumpul dan untuk menghangatkan diri.

Honai dibagi menjadi dua tingkat, dengan tangga kayu sebagai penghubungnya. Lantai pertama digunakan sebagai tempat berkumpul dan menjamu tamu, sedangkan lantai atas digunakan untuk tidur.

Honai memiliki satu pintu masuk berukuran kecil, sehingga untuk memasukinya Anda harus membungkukkan badan. Di dalam rumah ini, Anda juga tidak bisa berdiri tegak, karena ada atap dari kayu yang jaraknya hanya 1 meter dari lantai. Honai juga tidak memiliki jendela, yang tujuannya untuk menghalau dingin dan serangan binatang buas.