Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan perpustakaan di berbagai lini, sebuah Diklat Pengelolaan Perpustakaan sukses digelar DInas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda dengan menghadirkan Ibu Rachmawati sebagai narasumber pada hari kedua diklat. Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari pengelola perpustakaan sekolah, perpustakaan masyarakat, serta perpustakaan desa dan kelurahan.
Sebagai praktisi perpustakaan yang telah berpengalaman dalam pengembangan layanan berbasis literasi, Ibu Rachmawati menyampaikan materi bertajuk “Layanan dan Inovasi Layanan Perpustakaan”. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa perpustakaan di era saat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan dan meminjam buku, tetapi harus mampu menjadi pusat kegiatan literasi yang aktif, inklusif, dan kontekstual dengan kebutuhan masyarakat. Seperti dengan adanya pojok inovasi seperti pojok membatik, pojok kolase, pojok clay ataupun pojok permainan tradisional untuk pemustaka.
Selain itu, diperkenalkan pula program LEMPER (Lembar Pendidikan Karakter), sebuah alat bantu sederhana namun efektif yang mengaitkan isi buku bacaan dengan nilai-nilai karakter. Setiap siswa atau pengunjung yang membaca buku akan mengisi lembar ini untuk merefleksikan nilai-nilai seperti Mandiri (tidak tergantung pada orang tua), Religi (menghargai agama sendiri dan agama orang lai), Gotong Royong (suka membantu dan bekerjasama), Integritas (kejujuran, dan kebenaran dari tindakan seseorang), serta Nasionalis (menghargai budaya menjadi wrga negara yang baik).. Inovasi ini disambut antusias karena dapat langsung diintegrasikan dengan program penguatan pendidikan karakter (PPK).
Inovasi ketiga yang tak kalah menarik adalah Pohon Literasi, di mana hasil bacaan dan refleksi pengunjung perpustakaan ditempelkan dalam bentuk daun pada pohon besar yang ditempel di pohon literasi.
Pada sesi praktik, suasana diklat menjadi semakin hidup. Seluruh peserta sangat antusias mempraktikkan ketiga model layanan tersebut. Banyak dari mereka menyatakan bahwa pendekatan inovatif seperti ini sangat relevan dan mudah disesuaikan dengan konteks masing-masing perpustakaan.
Ibu Rachmawati pun berharap agar semangat dan kreativitas dalam mengelola perpustakaan terus tumbuh demi menciptakan ekosistem literasi yang kuat di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar