Penerjemah

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cari Postingan

Rabu, 02 Juni 2021

Artikel Ini Membawaku Meraih Penghargaan TBM Kreatif dan Rekreatif

Segala puji hanya bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan berbagai karunia, serta memberi perintah kepada kita semua untuk membaca. Karunia dan perintahnya tersebut kemudian menjadi jembatan bagi kami membaca kondisi sekitar yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap bahan bacaan, sehingga pengelola mencoba menyisihkan waktu untuk melakukan gerakan literasi melalui TBM Iqro .

pengelola TBM pada perkembangannya mencoba menyediakan layanan membaca, akses terhadap bahan bacaan yang merata, meluas khususnya di wilayah Joyo Mulyo Lempake, Samarinda Utara. Selain menyediakan layanan membaca dan peminjaman buku di TBM Iqro, pola gerakan lainnya adalah Gerakan Membaca dan Pembangunan Pojok Baca untuk menjangkau kampung-kampung pelosok, dan kali ini menghadirkan strategi “Kertas Berwarna” untuk menyasar lebih banyak kalangan masyarakat.

Adapun penyusunan tulisan Essai ini ditujukan sebagai salah satu syarat Lomba Apresiasi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kreatif dan Rekreatif Tingkat Nasional tahun 2021.

Selasa, 01 Juni 2021

Ruang Imajinasi, Jejak Pena 2 Fastabiqul Khairat, Karya Siswa(i) Angkatan ke 2 SMP Fastabiqul Khairat


Memotifasi dan mengajak orang lain berkecimpung dalam dunia literasi bukanlah hal yang mudah. Pantang menyerahlah yang akan membuahkan hasil. Dibantu dukungan Luar biasa Kepala sekolah SMP Fastabiqul Khairat Bapak Suparjono, M.Ed, Waka Kurikulum Ibu Khusnul, S.Pd dan Waka Kesiswaan Bapak Mukhlis Habari. M.pd. Bak gayung bersambut menjadi penyemangat penyusun untuk mewujudkan buku ini hadir dihadapan pembacanya.

“Proyek bersama,” menjadi istilah kami untuk bersama menyusun dan mengumpulkan berbagai tulisan kedalam bentuk buku yang diberi tema ”Ruang Imajinasi, Jejak Pena 2 Fastabiqul Khairat” . Pengerjaan Sampul sendiri oleh Zeydan Viranda Saylen dan Redaktur.

Proses selanjutnya editor mengedit satu persatu bahasa tulisan anak menjadi bahasa baku. Hingga tersaji kehadapan para pembacanya. Setelah melalui proses editing. Anak-anak merasa senang dan tak percaya jika tulisan itu adalah hasil pemikiran mereka dengan kalimat yang sudah di” baku” kan.